|Handled|With|Love|



Secawan Kopi - Sekapur Sirih. ----- /// Mengapa memulai dengan kapur dan sirih, jika cawan dan kopi serasi mengawali hari.
Biar sejenak hitam, pahit ber'ekstraksi, maka candu muntahkan ide dan energi.

Friday, October 30, 2015

Utara Berbagi

"....and that an unshared happiness is not happines..."

Perlu sedikitnya satu hari penuh berjalan sendiri. Melewati satu malam penuh hingga bertemu pagi, menjadi egois untuk mencari, menemukan, hingga menikmati kepuasan sendiri. Bahkan Chris McCandless harus rela membakar habis dollar dan meninggalkan mobil Datsunnya untuk pergi meninggalkan keluarga dan orang-orang di sekitarnya menuju tanah impiannya di belantara Alaska, sebelum akhirnya mampu memahami kegundahan yang dituliskan Doctor Zhivago.

Tentu saja kisah Chris adalah sebuah biography yang mungkin saja dilebihkan atau justru dikurangi oleh penulisnya, yang pada akhirnya menginspirasi saya untuk melakukan perjalanan solo kecil dua bulan lalu. Menapak tilas langkah si Alexander Supertramp dalam skala kecil. Mencoba untuk mencari kepuasan sendiri, menikmatinya, hingga mencapai lega.

***

Akhir pekan kemarin saya kembali datang ke tempat yang sama, hanya saja perjalanan kali ini bersama dua rekanan yang keracunan dokumentasi perjalanan dua bulan sebelumnya. Kami pergi didasari hasrat dan kejenuhan yang sama di meja kerja.

Awalnya saya pikir ini akan menjadi perjalanan yang rumit dan kaku, tidak sesederhana perjalanan sebelumnya yang "semau" saya.

- Perjalanan sama dengan rasa yang jauh berbeda -

Tak banyak aktifitas berbeda yang kami lakukan dengan apa yang saya lakukan sendiri pada perjalanan sebelumnya. Mengumpulkan kayu bakar, mempersiapkan makan malam, melahap habis makan malam, menatap hangat bara api sambil sesekali mengibasnya agar menyala kembali. Memainkan beberapa lagu diiringi ukulele buatan kang Dika, menanti bulan terbit dari semak bukit, memandang takjub ke arah ribuan gugusan bintang, berbincang hingga akhirnya tak mampu terjaga di dalam tenda.

Berbincang??? Nanti dulu.

-A thousands stars hotel that we can't reserve online-

***

Sinar matahari pagi itu masih malu-malu membias ke tengah tenda kami. Saya menyapanya lebih dulu dari yang lainnya. Memandang luas ke arah danau yang berkabut, menghirup oksigen pagi itu. Kali ini saya sisakan untuk dua rekan yang masih berat membuka matanya di dalam tenda.

Saya duduk di sebuah kayu lapuk yang masih basah karena embun, sembari mengawasi kamera ponsel yang tengah sibuk sendiri menangkap timelapse. Meresapi kembali apa yang sudah dilalui semalam tadi dan malam saat saya hanya sendiri di tempat itu. Sebuah kesenangan yang berbeda, mengagumi gugusan bintang tak hanya sendiri, bernyanyi lebih keras dari sebelumnya karena ada tiga pita suara dengan hasrat yang sama berteriak kali ini. Hingga melewati malam yang lebih panjang dari sebelumnya akibat perbincangan penuh sanggahan dan celetukan menggelitik. Ini tidak maya. Sebuah interaksi nyata yang indah.



"Happiness only real when shared..."

Satu teman saya terbangun dengan dua gelas kopi di tangannya menghampiri saya. Dan satu lagi tampaknya masih begitu sulit melepaskan diri dari kantong tidurnya.

-Statis. Dia hanya sedang menarik nafas lebih untuk dihembuskan kembali di meja kerjanya-

Saturday, August 30, 2014

Utara Meninggi

Entah apa yang ada di benaknya sabtu itu. Mengikat seketika tenda kecil kapasitas 1-2 orang dan matras di jok belakang motornya. Berpamitan mininggi menuju arah utara, tak lupa berpesan bahwa ia tak akan pulang malam ini.

Tampaknya sebulan penuh menjalani tanggal hitam kalender di meja kerjanya, membuatnya hilang akal sehat, pikirnya pergi seorang diri tanpa rekanan akan membuat langkahnya berjalan pasti.



Pria ini sedang egois pagi itu, dan tak ingin berbagi oksigen dengan yang lainnya.
Embunpun enggan dilewatinya..

Saturday, February 1, 2014

Dari Bali ke Lembongan..Masih di Bali

Vakansi lagi.. Masih di Bali, belum habis sihirnya.

Menyeberang ke arah sepertinya timur Pulau Bali (sedikit menyerong), gugusan kecil Kepulauan Nusa Penida, Pulau Lembongan dan Ceningan. Tanah kering yang mulai berkembang pariwisatanya, yang sedang hype untuk dikunjungi, di tengah serbuan Villa dan Hotel kelas melati, masih tersisa segelintir sudut dengan kearifan lokal alamnya yang belum digarap petani modal.






Tetaplah begitu...

||o||

Tentu saja ini personal. Seluruh konten dalam blog ini tidak dibuat untuk menyenangkan pembacanya. Penulis tidak mengajak anda untuk sepakat dengan persepsi sebelah mata yang ia tulis. Penulis juga tidak mengajak anda untuk melirik dari sisi yang sama di waktu yang sama. Dan ia tidak sedang mencoba menghipnotis anda untuk ikut larut dalam suasana hatinya yang tidak teratur dalam tulisannya yg ngelantur. Seluruh paragraf, gambar, dan visual bergerak yang hadir di sini adalah kepuasan personalnya.


Arsip